Sabtu, 18 Oktober 2008

Menyiapkan Petani Masa Depan

INFORMASI mestinya bukan lagi barang mahal bagi semua orang, termasuk petani, nelayan, dan pedagang di pedesaan di pedalaman atau daerah terpencil lain. Karena itu, sarana telekomunikasi yang memadai akan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah tersebut.

Keberhasilan uji coba telepon berbasis protokol Internet di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, pekan lalu, merupakan langkah tepat dalam menjadikan teknologi informasi sebagai perangkat penting dalam mengembangkan ekonomi jaringan.

Infrastruktur telekomunikasi berbasis Internet protokol yang dibangun PT Pasifik Satelit Nusantara ini bertujuan meningkatkan fasilitas telepon di daerah pedesaan. Setidaknya 43 ribu dari sekitar 72 ribu desa di Indonesia dilaporkan belum memiliki akses telekomunikasi.

Gagasan pengembangan ekonomi jaringan sangat strategis dalam memajukan kawasan pedesaan di mana rakyat bertindak sebagai pelaku usaha.

Intinya adalah pengembangan sistem jaringan berbasis teknologi informasi yang menghubungkan sentra-sentra kemandirian usaha masyarakat sehingga memungkinkan terbentuknya jaringan pasar domestik, regional, nasional, hingga internasional.

Jaringan ini dikembangkan agar anggota masyarakat siap bersaing dalam era globalisasi, pasar bebas, atau apalah namanya.

Namun, untuk mendapatkan sinergi maksimal antara teknologi dan masyarakat, sistem kepemilikan jaringan haruslah berbentuk koperasi yang bersifat publik. Jaringan tersebut dapat menerapkan sistem koperasi masyarakat konsumen terbuka, dengan konsumen sebagai pemilik layanan itu sendiri.

Sistem ini harus didukung jaringan telekomunikasi, jaringan pembiayaan, jaringan usaha dan perdagangan, jaringan advokasi usaha, serta jaringan sumber daya lainnya. Misalnya hasil riset, etalase inovasi baru, dan informasi pasar.

Pada akhirnya, ekonomi berbasis jaringan adalah suatu pendekatan perekonomian yang menghimpun para pelaku ekonomi, baik produsen, konsumen, penyedia jasa jaringan, content, maupun pihak-pihak lain dalam jaringan yang terhubung secara elektronik.

Bila akses terhadap berbagai sumber daya dilakukan secara bebas, berbagai ketidakseimbangan aliran informasi dan praktek-praktek disinformasi bisa diatasi.

Gagasan ini akan sangat membantu masyarakat dalam menghindari praktek-praktek disinformasi yang selama ini banyak merugikan petani.

Saban hari petani sudah mengetahui berapa harga sayur pagi ini di pasar kabupaten atau harga kopi di London; petani suatu daerah tidak akan menanam suatu komoditas pertanian jika sudah mengetahui petani lain sudah menggarapnya sehingga tak membuat harga jatuh ketika panen tiba; para pedagang juga sudah tahu daerah mana saja yang akan panen jeruk di akhir pekan ini.

Bila informasi sudah didapatkan dengan sangat murah oleh para petani, pedagang, dan masyarakat, tidak mustahil lagi dicapai kemajuan penting dalam pembangunan ekonomi masyarakat di masa mendatang.

Agaknya gagasan yang sangat konkret soal pemanfaatan Internet bagi masyarakat ini perlu didukung, terutama oleh perusahaan-perusahaan teknologi informasi sehingga akan melahirkan sinergi yang amat luar biasa: akses Internet makin luas dan masyarakat langsung merasakan dampaknya terhadap peningkatan yang signifikan di bidang ekonomi.

Terkait dengan pemanfaatan Internet, inilah peluang yang paling relevan bagi negara seperti Indonesia yang sebagian besar penduduknya bermukim di desa dengan mata pencarian terbesar di sektor pertanian. Sebuah langkah strategis dalam menyiapkan petani masa depan. –Koran Tempo, 08/05/2005

Tidak ada komentar: